Recent twitter entries...

Rabu, 31 Desember 2014

Danau Pelangi



"Ada Kisah tentang danau pelangi. Dimana 7 mata air mengalir pula 7 air berwarna pelangi menuju danau itu. Letaknya di Negeri Bidadari dan dijaga oleh merpati ungu. Percaya tak percaya, merpati itu adalah burung legenda. Pengabdiannya menjaga danau itu, adalah bukti kesetiaannya pada cinta sejatinya yang menjelma menjadi 7 mata air Danau Pelangi. Temuilah dan kau dapatkan cinta sejati."

Kalimat demi kalimat itu terpaku rapi pada ingatanku. Mengalir dalam aliran darahku. Berdenyut menyusuri nadiku. Mengiang di telingaku. Dan membayang tiap malam di pelupuk mataku.
Kalimat kalimat itu pula yang menopang langkahku. Karna itulah kalimat terakhir yang aku dengar dari kakekku, sehari sebelum beliau tiada.
Terlalu takhayul? Terlalu "Negri Dongeng"? Yeah,,,maybe.
Sudah kakek bilang kan? Percaya tak percaya. Dan aku percaya, karna itulah kenangan terakhir yang aku miliki tentang kakekku.

"Nila, bangun sayang. Udah siang nih, tar keburu telat!" suara halus bak beledu membuyarkan mimpiku.
"Ehm....Maria...5 menit lagi yaa..."kembali aku tarik selimut menutupi telingaku.
"Eh? 5 menit lagi katamu? Sekarang udah jam 6.15!!"
"Hah???? kok ga bangunin aku dari tadi sih?"
"Sayaaaang...kakak udah bangunin kamu dari tadi Subuh dan kamu selalu bilang 5 menit lagi."
"Oh My God!!! Sekarang ada jamnya Mr Killer. Mampus aku kalo telat!" cepat cepat kusambar handuk dan melesat ke kamar mandi.
_

"Hoaaahm. . ." untuk kesekian kalinya aku menguap. Mata pelajaran Kimia yang sebenarnya aku suka rasanya tak menarik lagi. Hatiku sedari tadi berdendang riang menunggu bel istirahat berdentang, biar bisa tidur sejenak. Tapi apadaya? Waktu berjalan begitu lambat.
"Hei, Nil. Tidur jam berapa kamu semalam?" tanya Monic, teman sebangkuku. Aku menoleh, heran.
"Emang kenapa?"
"Abis ronda ya? dari tadi aku liatin kamu nguap mulu. Nangkep berapa maling?" Monic balik nanya.
"Semprul! aku tuh tidur jam 8 kaya biasanya. Cuma ga tau ni mata dari tadi gak bisa diajak kompromi. Pengennya istirahat mulu." jawabku. Monic cuma bisa ketawa tertahan. Takut ketahuan ma Bu Niza yang lagi nerangin rumus perkawinan antar ion.

Bel istirahat berdentang riang. semua murid dan tentu saja aku menghambur ke luar.
"Monic, aku ke UKS dulu ya? Kamu ga papa kan ke kantin sendiri? Ga bakalan ilang kan ya?" tanyaku usil :)
"yeee emang aku masih Playgroup?" Monic melotot ke arahku.
"kamu kan manula. hahaha. . . ."
"Iiih usil banget sih. sono sono ke UKS. Palingan juga mo bontik. ya kan?"
"Ozip deeh. . .Bye Monic.."
Saat inilah kisah dimulai.
_

*Ada kisah tentang Danau Pelangi*

Siang yang cukup terik. Tapi udara di dalam Gramedia lumayan adem. Em, , ,ralat deh. Lumayan sejuk, , ,lha ada banyak makhluk cakep seliweran. Lumayan pan bisa cari buku sambil nyelem. upz,,,sambil cuci mata gituuu. hehehe
"Eitz, ,tangan siapa nih?" reflexku saat sebuah tangan mengambil buku yang sedang dalam incaran tanganku.
"Eh, maaf mbak..." tangan itu menghilang. Aku menoleh and Oh My God. . .ada malaikat pencabut hati di depanku. Rasanya bola mata udah mau loncat aja liat tuh malaikat yang gantengnya parah bingits nongol di depan mata.
"Hellooow. . . .anybody here?" tanya suara selembut sutra itu (jiah mulai lebay kan bahasanya)
"Ehm, , ,yes, , ,my body here. . .upz. . .maksudku ada orang kok disini, , ,hehehehe, " aku nyengir malu. And tuh cowo cakep bales senyum maniiiiissss banget. Rela rasanya aku jilatin sebagai ganti lolipop satu toples di rumah.
"Oh, gitu. Rela yaa nyamain gw ama lolipop?" tanya tuh cowo, sambil senyum (tsaakeeep)
"???????" kok tau sih? kan cuma ngebatin.
"Keliatan dari muka kamu" lagi lagi dia menjawab kata hatiku
"ow, , ,gitu. hehehehe maaf deh, abis kamu manis sih" aseeek keluar kan rayuan maut nyaaa
"em, kenalin gw rama. Lo?" cowo itu mengulurkan tangan, yang langsung kujabat erat "Nila"
"Lagi cari buku ya?"
"Eh, , ,enggak. . .lagi nyariin kamu dari tadi. hehehe, , ,just kidding. Lagi nyari buku tapi ga nemu.Kamu?"
"udah nemu nih, mo bayar ke kasir. Kamu mau pulang apa masih nyari?"
"mau pulang." jawabku
"barengan yuk." ajaknya yang langsung kubalas dengan anggukan. dalam hati seneng banget kenal cowo tsaakeep parah gitu. yiihaaa. . .
Abis ke kasir, kita berdua keluar dari Gramedia. Kebetulan juga arah pulang kita sama, jadi deh barengan nyari angkot. Karna kondisi jalan yang lagi rame, aku ga liat kalau ada motor melaju kencang ke arahku. saat aku liat tuh motor udah sesenti dari kulitku. "Braaaak" Dan duniaku gelap.
_

*Dimana 7 mata air mengalir pula 7 air berwarna pelangi menuju danau itu*

Desir sang bayu membangunkan tidurku. Wangi teratai dan elusan mentari buatku terjaga. Saat kubuka mata, keasingan menyergapku.
"Dimana ini?" tanyaku, namun sepi.
Gemercik air terjun buatku tersentak dan whoaa. How amazing. Di depanku ada Danau dengan 7 mata air, dengan warna pelangi.
_

*Letaknya di Negeri Bidadari dan dijaga oleh merpati ungu*

"apa ini danau pelangi?" gumamku
"ya, ini danau pelangi." jawab seseorang. sontak aku menoleh.
"Rama?"
"Suatu kehormatan melihatmu disini, Ratuku."
"Ratumu?"
"Ya, sekarang kamu adalah Ratu Negeri Bidadari. Menggantikan Ratu Malika, yang telah tiada."
"Lelucon macam apa ini?"
"Ini bukan lelucon. Ini adalah jalan hidupmu"
"Tapi aku punya kehidupan lain, yang lebih real. Ini pasti cuma mimpi. Gak ada Negeri Bidadari, dan ga ada merpati ungu."

Aku menatap tak percaya pada sosok di depanku.
"Negeri Bidadari itu ada dan merpati ungu itu real. and it's your way, Nila" Suara Rama perlahan pudar seiring dengan sosoknya yang tiba tiba berubah menjadi merpati ubgu dan terbang melintasi Danau.
_

*Percaya tak percaya, merpati ungu itu adalah burung legenda*

"Percaya, Nggak, Percaya, Nggak, Percaya, Nggak, ,Percaya, ,"kelopak terakhir dari mawar putih yang kupetik mengatakan bahwa aku harus percaya. "Oke, aku percaya. Lalu apa? aku harus terjebak di Negeri Dongeng yang asing ini?"
"Nila, mau nggak mau kamu harus percaya. karna kamu udah ditakdirkan menjadi milikku."
"Kamu becanda kan?"
"Nggak, Nil. dengan semua ini, kamu masih berfikir aku cuma bercanda?"
"So, Legend be a real? a way? Rama, kita baru kenal dan tiba tba aku tersesat di Negri dongeng sialan ini! Dengan semua omong kosong ini! Where is my way? I want to go home!" teriakku.
"It's your home." Rama memelukku erat, dan air mataku tumpah.
_

*Pengabdiannya menjaga danau itu, adalah bukti kesetiaannya pada cinta sejatinya yang menjelma menjadi 7 mata air Danau Pelangi *

Mentari terbenam, menyisakan kesedihan dibalik malam. Burung hantu tak henti hentinya bernyanyi. dan disinilah aku, memandang gelapnya danau dari kejauhan.
"Cinta itu selalu kandas. Pupus. Musnah karna kutukan itu."

Perlahan cerita itu mengalir dari bibir Rama.
"Entah apa dosaku. Satu persatu permaisuriku hilang. Dan seketika mata air Danai itu bertambah satu." kegetiran itu mampu kurasakan.
"Tujuh ribu purnama sudah berlalu. Dan aku sudah lelah untuk mencintai. Aku kira aku tak kan mampu mencintai lagi, sampai aku bertemu kamu. Sudah kutahan, agar kamu tak perlu merasakan kepahitan ini, tapi tak mampu. Karna, bagai sudah di gariskan. aku jatuh lagi, sat melihat matamu."

Sunyi. Hanya desah nafas yang terdengar. Perlahan tangannya membelai rambutku.
"Lalu? Apa aku akan jadi yang kedelapan, Rama?" tanyaku
"aku gak tahu, Nil. Mungkin ya, Semoga tidak."
"Jika kita merasakan hal yang sama? Bukankah itu artinya adalah ya?" sesaat kusadari, semua telah terlambat. Saat Rama menjabat tanganku waktu itu, saat tangannya membelai rambutku,, saat nafasnya menjadi nafasku, saat cintanya adalah cintaku. Ya, aku juga Jatuh.
"Maafin aku, bila aku udah membuiat kamu mengalami hal yang sama. delapan ratus purnama pun ga akan bisa mengganti rasa bersalah karna cintaku sama kamu lebih dari yang sudah aku rasakan sebelum ini."
"Ya Rama. Aku rela, meski akhirnya aku hanya jadi mata air di danau ini. Meski harus musnah. Aku cinta kamu."
Aku memandang matanya, saat pusaran waktu menyedotku ke dalamnya. Dan semua menjadi hampa.
_

"Nila, , ,sadar sayank, ,"
"Nila, , ,banguun,"
"Nila, ,ini mama, , ,bangun sayank"

Apa sih ribut ribut? Aku membuka mata. Silau. Bau obat dimana-mana. dan warna putih yang membosankan.
"Em, ,ma, ,ma, ,"tenggorokanku kering, dan yang keluar hanya suara parau.
"Sayank, ,akhirnya kamu sadar juga, nak"
"Maa, aku dimana?" tanyaku
"Di rumah sakit, Nak. sudah sebulan kamu koma." jawab mama
"koma?" tanyaku bingung
"kamu ditabrak motor sayank, lukamu ga parah, tapi karna shock, kamu koma. Nila, Rama itu siapa?"
"Rama?"
"iya, kamu manggil namanya terus."
"aku ga tau mau. Ma, ,aku mau pulang"
"Iya sayank, nanti mama tanya ke dokter ya?"
_

*Temuilah dan kau dapatkan cinta sejati*

"Mohon tenang, hari ini kita ada temen baru." riki, ketua kelas, menggandeng seorang cowo di depan kelas."Silahkan perkenalkan diri kamu"
"Perkenalkan, Saya Rama Adi Purnama. Mulai hari ini saya akan belajar disini. Mohon kerjasamanya."

Degh.
No. Bukan dia kan? Tapi mata itu menatap tajam ke mataku.
"Kamu duduk sama Nila aja. Tuh kosong." Ucap Riki. dan copwo itu pun melangkah ke arahku. cowo itu, menaruh tasnya di meja, dan mengulurkan tangan. "Rama,"
"Nila," jawabku. menjabat uluran tangannya.
_

Bel pulang berdering nyaring. Segera ku masukkan buku bukuku ke tas.
"Nila, kamu pulang naik apa?" tanya Rama
"Naik bis, kenapa?"
"Bareng yuk. kan rumah kita searah."
"sok tau deeeh, Emang kamu tau rumahku dimana?"
''Mana mungkin aku ga tau rumah kamu? Ratuku?" Rama mengedipkan mata. dan itu bikin aku speechless.
"Gimana kabar kamu selama ini? Aku sempat khawatir." sejenak suaranya seperti jauh " Aku kira akan ada yang ke delapan."
"jadi, kamu Rama? Dan mimpi itu. . ."
"You know, and I know. I'ts real. Dan akhirnya, kutukan itu hilang. Berkat kamu, Nil." ucap Rama memotong pertanyaanku.
"aku kangen kamu, Rama"
"aku lebih rindu lagi, Nil"
"Aku kira itu mimpi. Dan kamu ga nyata. jadi, itu beneran real?"
"Yes Ma'am. I'ts real, and it's your way, Nila."

Nama : Hafidha Nilasari Mustofa

Umur : 20
Alamat : Malang
Email : swan409@yahoo.com
Add fb : facebook.com/hafidhanilasari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar