Namaku nia, aku sekolah di salah satu smp terdekat di sekolah ku. Pagi yang cerah, burung-burung bersahutan, menyambut datangnya pagi. Pagi itu aku begitu bersemangat karena aku akan datang ke sekolah yang aku inginkan dari dulu. Pagi itu pun pembina/guru memberi hal hal yang harus dibawa yang nantinya akan digunakan untuk atribut masa orientasi siswa (mos). Dan setiap siswa pun disuruh untuk mencari nama mereka sesuai dengan yang sudah ditentukan oleh pembina.
Akhinya aku pun menemukan namaku di gugus 8. Aku pun duduk di urutan nomor 2 paling belakang. Aku duduk diam di sebuah kursi dan tenyata di sebelahku ada seorang perempuan, sebenarnya aku mau menyapanya tapi aku segan malihat mukanya yang jutek.
Pada saat senior mos mulai memperkenalkan diri ada satu senior yang membuat perhatianku hanya tertuju padanya. Apakah ini yang dinamakan getaran cinta… hah udah jangan banyak ngayal..
Hari demi hari ku lewati, aku pun masuk di ekskul pmr dan kebetulan senior mos yang membuat perhatianku tak teralihkan itu juga menjadi anggota pmr. Rasanya seneng banget, dengan itu aku bisa mengenalnya lebih jauh.
Seiring berjalannya waktu aku pun sudah dua bulan mengikuti ekskul pmr. Pada saat semua junior sedang duduk di sebuah lapangan rumput kami pun bersenda gurau bersama para senior. Gak tau kenapa aku dipanggil oleh salah satu senior untuk maju ke depan, dan ternyata abang senior yang kusukai itu juga maju bersamaku dan kami pun bersalaman.
“adek” dengan nada sok imut
“iya bang” nada malu-malu
“nama adek siapa” sok imut lagi
“nia bang”
Dan setelah itu kami pun dipersilahkan itu duduk kembali ke tempet semula. Betapa senangnya hatiku bisa bersalaman dengan dia erat lagi.
Tapi, aku bertanya–tanya darimana senior tau kalau aku suka pada bang senior itu. Dan ternyata aku tau siapa yang membocorkan itu yaitu dion.
“grgrgrgr” nada kesal
Kesal juga ada, seneng juga ada huaaaa campur aduk deh.
“adek” dengan nada sok imut
“iya bang” nada malu-malu
“nama adek siapa” sok imut lagi
“nia bang”
Dan setelah itu kami pun dipersilahkan itu duduk kembali ke tempet semula. Betapa senangnya hatiku bisa bersalaman dengan dia erat lagi.
Tapi, aku bertanya–tanya darimana senior tau kalau aku suka pada bang senior itu. Dan ternyata aku tau siapa yang membocorkan itu yaitu dion.
“grgrgrgr” nada kesal
Kesal juga ada, seneng juga ada huaaaa campur aduk deh.
Bulan pun berganti, hari pun berganti. Pada saat itu aku sedang ke kantin bersama beberapa temanku. Dan kulihat ada abang senior yang sedang duduk-duduk bersama teman-temannya. Dan ada salah satu junior pmr yang mau menyalami pmr abang senior itu dan abang itu bilang
“gak usah dek abang udah keluar dari pmr”
“ya udah bang”
Tiba–tiba dia pun memberitahu kepadaku dan teman–temanku bahwa dia sudah keluar dari pmr. Ya allah betapa sedihnya hatiku mendengar dia sudah keluar aku pun sudah tidak semangat lagi untuk latihan pmr, namun aku harus membuang jauh-jauh dia dari hatiku.
“gak usah dek abang udah keluar dari pmr”
“ya udah bang”
Tiba–tiba dia pun memberitahu kepadaku dan teman–temanku bahwa dia sudah keluar dari pmr. Ya allah betapa sedihnya hatiku mendengar dia sudah keluar aku pun sudah tidak semangat lagi untuk latihan pmr, namun aku harus membuang jauh-jauh dia dari hatiku.
Ada temanku bernama lia dia salah satu anak kelas tujuh juga sama seperti aku. Dia menceritakan bahwa abang senior itu menembak salah satu anak di kelas itu yang namanya ola. Hatiku seperti ditusuk-tusuk.
Sekarang aku menjalani hariku seperti biasa, pada saat aku baru datang ke sekolah tiba-tiba si lia memberi tau kalo si ola sudah putus sama abang senior itu wah seneng banget.
Pada saat itu aku ada di kelas sedang ngobrol-ngobrol sama teman sekelompokku. Dan dia mengikuti ekskul catur dan kebetulan juga abang senior itu juga mengikuti ekskul catur juga dan dia bilang sama abang senior itu kalo aku suka sama abang itu tapi respon abang itu cuma bisa saja. Aku sedih kenapa dia tidak memberikan respon yang tidak biasa saja.
Dan pada saat pulang dari latihan pmr berama lia dan dia cerita kalo si ola mau clbk sama abang senior itu. Aku mendengarnya sangat sedih. Aku tidak mau berlarut–larut dalam kesedihan aku mulai merenung untuk apa aku menunggu cinta yang tak pasti dan aku berfikir aku harus fokus kepada sekolah daripada memikirkan dia yang tidak memberikan respon. Dan aku memang harus sendiri aja.
Sekian
Cerpen Karangan: Lili Susanti
Facebook: Li Li / https://www.facebook.com/profile.php?id=100006715869648
hay ini cerpen pertamaku lho
apabila ada kesalahan mohon dimaafkan …
BYE….
Facebook: Li Li / https://www.facebook.com/profile.php?id=100006715869648
hay ini cerpen pertamaku lho
apabila ada kesalahan mohon dimaafkan …
BYE….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar