Recent twitter entries...

Senin, 22 Desember 2014

Dari Sebuah Buku Filsafat


Digeleng-gelengkan kepala itu pertanda tak mau atau tak suka
Diangguk-anggukkan kepala itu pertanda ia mau dan juga setuju
Itu semua isyarat dalam bahasa tanpa bicara orang mengerti maksudnya orang bisa bicara walau tidak memakai bahasa untuk menyatakan cintac ukuplah dengan pandangan mata.

Sore itu, di Perpustakaan, FMIPA, UNM, dari sebuah buku filsafat.
Aku menarik nafas panjang. Kata-kata itu. Ya, dari sebuah buku filsafat. Aku teringat sesuatu. Kau, puisimu.
“Mungkin karena keindahanmu sehingga setiap saat bertemu denganmu bibirku kaku aku kehilangan semua kata-kataku dan disaat seperti itulah aku sangat berharap mataku dapat mengungkapkan semua perasaanku padamu”
Puisi itu masih ada, terselip di antara lembaran-lembaran puisiku yang juga kutuliskan untukmu. Aku masih menyimpannya.
Sore itu, di Perpustakaan, FMIPA, UNM, dari sebuah buku filsafat. Aku teringat sesuatu. Dan itu adalah kau, puisimu. Aku seakan berjalan mundur. Kembali ke masa kita. Ya, kita. Aku dan kamu, dalam satu puisi. Dalam satu rasa yang sama.
Sore itu, di Perpustakaan, FMIPA, UNM, dari sebuah buku filsafat. Aku teringat sesuatu. Dan lagi-lagi itu adalah kau, puisimu. Ya, puisimu. Aku terus-menerus membacanya, menafsirkannya, dan mengaguminya tanpa henti. Keindahannya masih ada, tak pudar.
Sore itu, di tempat yang sama. Aku masih mengingatmu, puisimu. Puisi itu masih ada. Masih sama. Masih tetap indah. Terselip di antara lembaran-lembaran puisiku yang juga kutuliskan untukmu. Aku masih menyimpannya.

Cerpen Karangan: Risni Dwi Wahyuni
Blog: http://ririzdwiblogririzdwi.blogspot.com
Risni Dwi Wahyuni, akrab disapa Ririz. Lahir 30 Juli 1995. Mahasiswa Jurusan Matematika, Universitas Negeri Makassar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar