pagi itu aku bangun tidur melihat arah jarum jam masih menunjukan pukul 03:45, aku duduk di tempat tidurku kepalaku menunduk dan kedua mataku setengah membuka aku terdiam seperti patung, pas aku meliaht jam kembali waktu menunjukan 04:15 aku langsung bergegas kekamar mandi untuk mandi setelah itu aku langsung memakai pakaian Koko dan melihat kearah jam yang sudah menunjukan Pukul 04:25. aku berangkat kemasjid untuk menyembah Allah , setelah sampai di depan masjid Adzan Shubuh pun sudah berkumandang untuk memanggil para umatnya untuk beribadah kepada Allah, setelah selesai shalat aku langsung berdoa dan bersyukur karena sampai saat ini engkau masih memberikan kesehatan kepadaku sehingga masih tetap bisa melangkahkan kaki kerumah Allah SWT dan masih melihat ciptaanmu, terima kasih ya Allah.
Lalu aku langsung membaca Ayat Suci Al-Qur'an karena aku ingin disayangi dan dicintai oleh Allah SWT, tak terasa waktu menunjukan pukul 07:05 aku melihat sekeliling masjid ini tak ada yang membersihkannya aku langsung membersihkan masjid mulai dari menyapu laintai tempat berwudu dan mengepelnya, setelah saya mau membersihkannya seorang bapak-bapak yang berambut hitam yang sebagiannya sudah berwarna putih sebut saja namanya pak Kardi, Pak kardi juga ingin membantuku membersihkan masjid karena kagum melihat aku yang membersihkan masjid ini sendirian.
setelah saya mau mengambil pembersih lantai saya melihat bapak-bapak yang sedang melirik sana sini dan pandangannya melihat kearah kotak amal, setelah saya melihatnya sayang tak berani langsung berteriak "Maling" aku langsung memberi tahu kepada pak Kardi, bahwa ada orang yang mau mengambil kotak Zairah, pak kardi dan aku langsung menghapiri maling itu dan melihat si maling itu sedang membelakangi kami, pak kardi langsung menghampirinya dan menepak pundaknya, si maling langsung berdiri kaget karena ketakutan dan meminta ampun kepada kami, pak kardi lansung mengampuninya "mengapa bapak melakukan perbu" tanya pak kardi. "aku tidak akan mengulanginya," jawab maling yang langsungmemotong perkataan pak kardi "memang apa saja yang telah bapak perbuat selama di dunia ini?" "saya seringkali bermabuk-mabukan dengan uang yang saya curi di kotak amal ini"jawab si maling yang telah memotong perkataan pak kardi."yasudah kalau begitu segeralah bapak bertobatlah sebelum Allah memanggil bapak" "memang Allah akan mengampuni dosa-dosa besar saya ?"
tanya si maling. "pada zaman nabi ada seorang pendosa yang enggan bertaubat. Ia beranggapan taubat tidak diperlukan karena dosa-dosanya sudah begitu besar sehingga mustahil diampuni oleh Allah.
Suatu hari, sebuah bencana gempa menyerang tempat tinggalnya. Semua barangnya ludes. Hati kecil pendosa ini bertanya-tanya, mungkinkah ini peringatan dari Tuhan agar ia segera bertaubat? Lama ia merenung. Namun ia bunuh sendiri teguran hati kecilnya itu.
Lalu ia bawa anak istrinya mengungsi, tetapi bencana kembali menimpanya. Perahunya tenggelam bersama seluruh isinya. Tak ada yang bersisa kecuali sebuah panah, dirinya dan seorang anak lelakinya yang masih kecil. “Inikah peringatan Tuhan agar aku segera bertaubat” pikirnya.
Tetapi ia bunuh lagi pikiran itu. Ia pamit pada anaknya untuk mencari binatang buruannya. Seharian ia gagal mencari buruan. Petang hari, ketika kembali, ia melihat sesuatu yang bergerak-gerak di semak belukar. Segera ia melepaskan satu-satunya anak panahnya itu.
Namun, alangkah terkejutnya ia, mengetahui bahwa sasarannya adalah anaknya sendiri. Anak itu tewas bersimbah darah. “Ah, inikah peringatan Tuhan agar aku segera bertaubat” pikir dia lagi. Setelah tak menggubris isi hatinya sendiri, ia meninggalkan mayat anaknya.
Ketika ia sedang beristirahat, tiba-tiba serombongan pasukan kerajaan melintas. Mereka mencari seorang pembunuh. Begitu melihat dia memegang busur berlumuran darah, mereka menangkapnya karena mengira dialah yang mereka cari. Dipotonglah kedua tangan dan kakinya.
Tragedi terakhir ini membuat ia yakin harus bertaubat. Dengan kedua kaki dan tangan yang buntung, ia menghadap Ibrahim. “Wahai Nabi Ibrahim, jika sekarang saya bertaubat, masihkah Allah menerima pertaubatan saya?” Ibrahim bingung, sampai Allah memberi wahyu bahwa sepanjang hidupnya, Allah selalu menyayanginya.
Berbagai tragedi yang menimpa dirinya adalah wujud kasihnya sayangNya. Harta bendanya diambil karena ia tidak pernah bersedekah. Anak dan istrinya diambil karena mereka tak pernah dididik agama. Tangan dan kakinya diambil karena selalu digunakan untuk maksiat. Semua diambil Allah itu kini, tengah menunggu asalkan dia tak terlambat bertaubat. “Katakan pada dia Ibrahim, pintu taubat-Ku selalu terbuka untuknya asalkan dia tidak terlambat,” kata Allah.
Ibrahim menceritakan wahyu tersebut dan sang pendosa pun menangis mendengarnya. Ia beristighfar, dan sejenak kemudian, ia mati dipangkuan Nabi Ibrahim. Nah sekarang bapak bertaubatlah dan jangan beranggapan bahwa taubat tidak diperlukan lagi." jawab pak dan menceritakannya "ya Allah Ampuni hambamu yang telah jauh darimu dan telah melupakan ajaran-ajaranmu, aku berjanji tidak akan melakukannya lagi, aku akan bertobat dan tidak akan melakukannya lagi." jawab si maling. "Allhamdulillah" jawab kami. "sekarang saya akan membantu kalian untuk membersih kan rumah Allah, suapaya allah mengampuni segala dosa-dosaku dan menerimaku lagi sebagai umat yang dicintainya" jawab maling " Subhanallah"
-Selesai-
-Selesai-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar